Sunday, July 15, 2012

Ketika penyesalan datang ( terlambat )

Masih kecil aja jiwa kakanya udah keliatan
      Pernah ngerasain dimana penyesalan udah nggak ada artinya lagi? Kalau suatu kejadian atau prilaku kita yang bikin kita menyesal, senggaknya kita masih bisa ngebuat itu jadi pelajaran. Tapi apa jadinya kalau penyesalan timbul karna kita belum sempet nurutin atau ngebahagiain orang yang kita sayang?

     Orang baik katanya cepet dipanggil sama Tuhan, pernah dengerkan istilah itu? Begitu pula yang gw rasain ke Alm. Abang gw, Yudha Novrisa Pratama. Saat dihari Tuhan memutuskan untuk memanggil , anak, abang, sepupu, keponakan, temen dan sahabat tercinta semua orang, nggak putus - putusnya orang - orang berdatangan kerumah kami. Begitu pula ketika jasadnya akan disemayamkan untuk selama - lamanya diliang kubur, berjejer mobil - mobil untuk mengantarkan dia yang tersayang ke peristirahatannya yang terakhir. Itu semua karna apa? Karna semua sayang Bang Yudha ( panggilan kami ke dia ).

     Bahkan Abang gw yang kedua Bang Iki ( dibawah Bang Yudha ), yang dikenal cuek, ikut meneteskan air matanya dan dia lah yang ikut mengantarkan Bang Yudha ke lubang peristirahatannya. Semua berduka hari itu, bahkan temannya dari Padang datang kerumah kami di Karawaci. Tukang bubur yang biasa lewat rumah kamipun, ikut bersedih dan mengatakan kebaikan - kebaikannya.

our inspiration
    Dia lah salah satu orang yang gw anggap hebat dan gw banggakan. Bayangkan, gaji pertamanya, dia belikan satu - satu untuk adik - adik serta kedua orang tuanya. Dia juga yang dengan jahil mengajarkan gw membaca ( yang saat itu gw rasa sudah benar membacanya tapi dia tetap bilang salah ). Dia juga satu - satunya, sepengetahuan gw, yang sampai sebelum dia jatuh sakit masih suka menyiumi kami adik - adiknya ( bahkan ke Bang iki ). Kalau dulu kami semua ( Bang Iki, saya dan Okky ) bakal memberontak apabila dia sudah mulai menyiumi kami satu - satu. Tapi sekarang, gw rela menukar apa saja barang yang saya punya untuk kembali merasakan moment itu lagi.

      Kembali ke paragraf awal, kenapa gw menyinggung masalah penyesalan? Dia adalah tipe Abang yang mau banget diganggu oleh masalah - masalah adik - adiknya. Dia juga orang yang akan ikut merasakan apa yang dirasakan adik - adiknya. Tiba - tiba beberapa hari yang lalu, gw sangat rindu dengan Bang Yudha. Gw putuskan untuk mengirim pesan ke Facebook nya mantan terakhir Bang Yudha, gw mau tau lebih banyak Bang Yudha kalau dimata temen pergaulannya. Jawabannya Ka Intan ( mantannya tersebut ), sungguh membuat gw kembali kemasa - masa Bang Yudha masih ada dan ketika akhirnya gw dipaksa untuk menyadari kalau dia nggak ada lagi disamping gw. Ka Intan cerita, gimana keluarganya jadi tujuan utamanya. Keluarga bagi dia adalah tempat ternyaman, tapi dia juga yang nggak lepas dari dunia pergaulan. Paling buat gw sedih, dia bangga dengan gw dan dia bener - bener berusaha untuk jadi contoh baik buat adik - adiknya.

     Kalau ditilik kebelakang, sewaktu Bang Yudha lulus kuliah dari Padang dan langsung pindah kerumah kami lagi, dia mengikuti perkembangan gw ( yang masih labilnya anak SMA awal - awal ). Gw yang waktu itu masih risih kalau keluarga gw ikut campur masalah gw, gw cuek aja kalau ditanya - tanya sama dia. Suatu saat, ketika gw putus dengan pacar, mungkin karna kasian ngeliat muka gw yang sendu terus - terusan, dia bilang, ' Nunk, kalau ada masalah apa - apa cerita aja ke Bang Yudha kalau belum bisa cerita ke Ibu ( saat itu gw sama Ibu masih kayak Tom & Jerry ).

our best brother
     Saat itu gw mikir, mungkin nanti suatu saat gw bisa sharing sama Bang Yudha, karna sebenarnya gw sharing apa aja sama dia kecuali masalah percintaan labil anak SMA. Tapi sampai saat dia dipanggil oleh Tuhan, yang juga sayang sama dia, gw belum sempat meralisasikan itu. Mungkin semacam karma, hingga saat ini gw merasa, apabila masalah besar atau gw sedang senang gw ingin sekali menceritakan itu semua ke dia. Gw ingin menceritakan kebahagian gw sewaktu gw diterima menjadi Mahasiswi Unpad atau Okky yang diterima di UI, karna apa? Karna kebahagiannya akan lebih besar dari kebahagian kami sendiri atau ketika saat gw merasa sendiri, gw yakin kalau ada dia, pasti gw nggak akan pernah ngerasain itu.

     Kamu tau, sampai detik terakhir dia sebelum akhirnya tidak sadarkan diri, yang dia katakan adalah "gimana adik - adiknya dan siapa yang bantuin Ayah dan Ibu kalau Yudha nggak ada?". Dan hal yang paling membuat penyesalan semakin nyata adalah kami, Adik - adiknya, dateng menjenguk ketika disaat dia sudah tidak dapat melihat dan mendengar. Saat itu ketika Ka Intan dateng dari Padang untuk menjenguk, yang Bang Yudha sampaikan adalah, " mana ni adik - adik gw, belum ada yang dateng." How's your feeling, if your beloved brother told that? Dan itu gw tau, setelah Bang Yudha udah nggak bisa ngeliat, ngerasain dan ngedenger keberadaan kami, adik - adiknya.

    Sampai saat ini gw tetap berharap sebenernya Bang Yudha masih ada, dia cuma lagi di Padang aja lagi kuliah seperti dulu dia jarang pulang sewaktu dia kuliah. Bang Yudha akan tetap menempati sebagian hati gw dan Bang Yudha tetap hidup dihati gw melalui pesan - pesannya dulu yang disampaikan ke gw, sebagai perempuan dan adik perempuan satu - satunya.


" Jadi cewek itu jangan make up doang yang ditebelin, tapi juga otak nunk. " - Bang Yudha


Note: Gw bersyukur, Bang Yudha menjadi salah satu saudara kandung gw dan pernah memasuki ke kehidupan gw. You'll always be the best for us, Bang. Semoga Bang Yudha selalu bahagia disisi Allah SWT. ( 29 November 1982 - 9 Agustus 2006 )

No comments:

Post a Comment

die Gaeste

free counters