Monday, January 7, 2013

#7 : Aku dan aku



Aku meilhatnya ketika hendak mematikan laptop, sebuah foto. Ketika bersama keempat teman menghabiskan waktu bersama di Pulau Sempu, Malang. Foto dimana dua sisi terlihat. Seperti mata uang bercermin. Tidak ada maksud apa-apa saat itu. Setelah mengabadikan tingkah teman-teman, lalu aku melihat sisiku yang lain di jernihnya air sebuah Segara. Hanya ingin mengabadikannya, cukup. Lalu pulang dan menjalani kembali hari.

Cukup lama foto itu terpasang, dan tidak pernah benar-benar memerhatikan. Hingga malam ini aku menatapnya. Terbersit, ingatan. Aku selalu percaya, manusia punya sisi gelap. Sebaik apapun mereka. Melekat layaknya bayangan. Ikut kemana pun pergi, apa pun yang dipikirkan bahkan bagaimana pun perasaan. Tersadar, Tuhan sudah menjadikannya satu paket. 

Bayangan bagai sisi berlawanan yang selalu mengikutiku, tetapi terkadang aku tidak terlalu menyadarinya, tidak memperhatikannya. Tetapi juga terkadang aku mengamati gerakannya, bahkan melihat diriku darinya. Terkadang lebih detil. 

Ia bagaikan bunglon yang bertualang di rimba dunia. Tetapi tanpanya aku tidak ada. Mati. Seonggok bayangan tanpa nadi yang menghantui diri-diri lain, karena belum puas menghabisi diri. Beriringan tidak buruk, tinggal mencari nada yang tepat untuk menghasilkan sebuah harmoni.

No comments:

Post a Comment

die Gaeste

free counters