Tuesday, January 8, 2013

#8 : Hai, Tuhan!

Tuhan memang sering kali bergurau. Dengan caranya sendiri, tentunya. Kadang dalam waktu sekejap atau pun jangka panjang diberikannya. Kadang juga butuh waktu untuk mengerti kadang kita langsung menyadarinya. Apapun itu, ya sebagai manusia berusaha untuk menikmatinya saja. 

Saya mau menceritakan lelucon Tuhan yang paling lucu yang pernah saya terima. Pasti tau kan majalah remaja cowok yang sudah beredar dari beberapa tahun silam? Ya, majalah Hai. Saya memang bukan salah satu pembaca Hai. Tetapi geliat Hai sudah saya rasakan dari mulai saya belajar membaca.

Gini deh, saya mau menceritakan dulu pengalaman saya dengan majalah Hai baru-baru ini. Tepatnya pada bulan Juli-September 2012. Kebetulan saya mendapatkan kesempatan untuk magang di majalah tersebut. Awalnya, hanya untuk mengisi waktu libur semester genap yang biasanya punya jangka waktu yang cukup lama. 

Ditahun-tahun sebelumnya, waktu liburan itu saya pakai untuk mengambil SP atau Semester Pendek. Nah, karena udah nggak ada lagi mata kuliah yang mau saya ambil semester kemaren, jadi saya mutar otak biar liburan di rumah nggak cuma bengong-bengong sambil makan doang. Singkat cerita, setelah wara-wiri di berbagai media, akhirnya saya menjatuhkan pilihan untuk serius mengejar magang di Kompas Gramedia Grup. 

Awalnya majalah Hai bukan menjadi tujuan utama saya. Ada tiga pilihan majalah sebelum Hai. Tapi akhirnya seneng juga ditempatin di majalah Hai, yang euforianya masih kental dengan gaya anak muda. Lalu apa dong kaitannya dengan perkataan saya yang di atas? Setelah beberapa saat magang, saya jadi teringat sesuatu.

Kalau dirunut ke belakang, tenyata kedua abang dan adik saya (yang semuanya cowok) itu merasakan masa-masa “Hai”. Dan selama ini saya nggak pernah merhatiin dengan seksama, apa lagi ikutan baca. Hingga saya magang di majalah Hai, saya mengingat momentum dari masa lalu dan akhirnya bergabung ke masa-masa “Hai” mereka. Walaupun telat.
 . 
Kejadian itu saat saya berlati membaca bersama Abang tertua.Tepatnya umur berapa, saya lupa. Kejadian tersebut sangat membekas diingatan saya.Karena apa? Abang saya mengajarkan membaca hanya dari satu kata daricover sebuah majalah dan satu kata itu terus ditanyakan ulang olehnya. Terkadang dia mengatakan pelahafalan saya salah dan mengharuskan saya untuk mengejanya. Padahal saaat itu saya sudah sangat yakin dengan pekerjaan saya dan akhirnya mengumpat sembal. Kata-kata apa yang ia ajarkan ke saya saat itu? Ya, kata Hai yang ada di cover majalahnya. Sangat lucu. Kata itu yang hingga sekarang saya sering liat dan menjadi bagiannya. Ingin sekali melihat reaksi Abang saya dengan kenyataan ini.

Jadi, saya percaya dan semakin percaya, kalau Tuhan senang memberikan lelucon yang saya ceritakan di atas tadi. Terkadang lelucon itu juga bisa menjadi “sign” hidup di masa depan kelak. Mungkin. Lelucon Tuhan siapa yang tahu?

Note: Abang saya itu sudah tenang di sana, mungkin dia sengaja waktu itu, menyuruh mengucapkan kata Hai berulang-ulang. Supaya saya ingat dengan Hai dan dengan dia. I love you more than you ever knew, Bang.

2 comments:

  1. Gue juga pernah alamin kejadian yang hampir mirip kayak lo. Dulu gue ga pernah kepikiran buat kuliah di Bandung, eh tapi anehnya malah tempat yang dulu sekolah gue kunjungin pas study tour malah sekarang jadi gedung yang paling sering gue kunjungin kalo kuliah..hehe

    "tanda" dari Allah itu emang ga terduga dan terkadang muncul di hal-hal yang ga kita perkirakaan :)

    ReplyDelete
  2. kalo dipikirpikir, sebenernya banya yaa pit 'sign' yang dikasih sama Tuhan sebelumnya ;D yagak yagak?

    ReplyDelete

die Gaeste

free counters